Sekali lagi Jojo menapaki jalan yang menuju desanya, dia
berjalan sendirian di tengah indahnya sore itu. Hari ini Jojo pulang ke desanya
karena sedang libur kuliah. Dia kuliah di kota jauh dari desanya karena dia
ingin belajar hidup mandiri. Dia berjalan cukup jauh menuju desanya, hari itu
sudah sore sehingga tidak ada angkutan lewat, hingga Jojo tiba di tempat yang
agak lebih tinggi dari sekitarnya, dia memang harus melewati bukit itu untuk
mencapai desanya, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesosok perempuan yang
sedang duduk termangu di atas sebuah batu besar sambil memandang langit.
Sepertinya dia kenal dengan sosok perempuan itu, tapi siapa, Jojo tidak
menyempatkan diri untuk menhgampiri perempuan itu karena dia tergesa-gesa agar
cepat sampai rumah.
Malam
pun tiba, Jojo sedang duduk sendiri di teras rumahnya, Jojo teringat sosok
perempuan yang dilihatnya tadi, rambutnya panjang, “sepertinya wajahnya kalem”
kata Jojo dalam hati, dia tersenyum-senyum sendiri, tiba-tiba kakak perempuan
Jojo memanggilnya dan panggilan itu pun membuyarkan lamunan Jojo. Paginya, Jojo
disuruh untuk pergi ke pasar untuk membelikan sesuatu, di perjalanan dia berpapasan
dengan seorang perempuan yang sangat cantik, wajahnya kalem menyejukkan,
senyumnya membuat hati menjadi dingin, dan rambutnya yang panjang dan indah.
Jojo selalu terbayang-bayang wajah perempuan itu di sepanjang perjalanan pulang
ke rumah.
Keesokan
harinya ada tetangganya yang sedang mengadakan hajatan, Jojo pun dimintai tolong
untuk membantu, ketika Jojo sedang membantu menyusun kursi tiba-tiba dia
melihat perempuan yang berpapasan dengannya kemarin. Jojo menghampiri ibunya
dan bertanya “Bu, dia siapa ?” sambil memandangi perempuan yang dilihatnya, “Itu
kan temen kamu waktu kecil dulu, kamu dulu akrab banget sama dia, walaupun dia
lebih tua dari kamu 1 tahun” Jojo kaget mendengar penjelasan tersebut “Kak ve ?”
dia bertanya pada ibunya lagi “iya benar, sudah sana susun lagi kursinya” dan
Jojo pun mulai menyusun kursi kembali. Tiba-tiba ibu memanggil Jojo, “Jo, sini”
Jojo pun menghampiri ibunya “Ini tolong kasihkan ini ke kak Ve” ibu menyodorkan
nampan penuh makanan. Jojo berjalan menghampiri kak Ve, “Eh, kamu Jojo kan”
tanya kak Ve “Iya kak” Jojo menjawab dengan malu-malu dan menyerahkan nampan, “Kamu
kok di sini ?” tanya kak Ve lagi “Iya kak, kuliah sedang libur” “Oh, yaudah
saya mau ke dalem rumah dulu ya” lalu kak Ve pun masuk ke dalam rumah. “Kok dia
masih ingat sama saya ya” pikir Jojo dalam hati
Hari
cepat berlalu, hari-hari Jojo dihabiskan dengan menunggu kak Ve lewat depan
rumah dan menunggu senyum indah dari kak Ve, hinggahari terakhir sebelum kuliah
Jojo dimulai kembali, “Ah besok sudah mesti ke kota lagi” keluh Jojo, lalu dia
keluar rumah untuk melakukan aktivitas biasanya, namun tiba-tiba dia melihat
kak Ve melintas depan rumahnya dengan wajah agak sedih, dengan reflek Jojo
membuntuti kak Ve dari belakang hingga dia sampai ke bukit waktu itu. Jojo
melihat kak Ve menangis, Jojo bimbang antara ingin mendekatinya atau hanya
mendiamkannya. Cukup lama Jojo berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk
menghampiri kak Ve. “Kenapa kak Ve menangis ?” kak Ve kaget sambil menoleh ke
arah Jojo, “Tidak apa-apa, hanya ada sesuatu hal saja” lalu Jojo pun duduk di
dekat kak Ve, “Kak, lebih baik katakan saja apa yang membuat kak Ve sedih,
mungkin itu bisa membuat kak Ve lega” lalu beberapa detik mereka berdua hanya
diam, hingga tiba-tiba kak Ve berbicara “Jo, saya kesepian di sini, nggak tau
knapa saat kamu pulang, saya merasa senang sekali” lalu mereka berdua terdiam
lagi “Ma’af Jo, saya bicara ngawur” kak Ve terlihat gugup, “Nggak apa-apa kak,
sebenarnya saya juga merasa senang ketika melihat kak Ve lagi” kak Ve agak
menundukkan muka karena malu “Jo, berjanjilah kamu akan kembali ke sini lagi”
perasaan Jojo campur aduk antara bahagia dan bingung, “Jo, berjanjilah” kata
kak Ve lagi “Iya kak, aku pasti akan kembali lagi kak, biarkanlah langit itu
yang menjadi saksi bahwa aku akan kembali lagi ke sini”
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus