Jumat, 23 November 2012

Langit Itu


                 Sekali lagi Jojo menapaki jalan yang menuju desanya, dia berjalan sendirian di tengah indahnya sore itu. Hari ini Jojo pulang ke desanya karena sedang libur kuliah. Dia kuliah di kota jauh dari desanya karena dia ingin belajar hidup mandiri. Dia berjalan cukup jauh menuju desanya, hari itu sudah sore sehingga tidak ada angkutan lewat, hingga Jojo tiba di tempat yang agak lebih tinggi dari sekitarnya, dia memang harus melewati bukit itu untuk mencapai desanya, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesosok perempuan yang sedang duduk termangu di atas sebuah batu besar sambil memandang langit. Sepertinya dia kenal dengan sosok perempuan itu, tapi siapa, Jojo tidak menyempatkan diri untuk menhgampiri perempuan itu karena dia tergesa-gesa agar cepat sampai rumah.
             
                 Malam pun tiba, Jojo sedang duduk sendiri di teras rumahnya, Jojo teringat sosok perempuan yang dilihatnya tadi, rambutnya panjang, “sepertinya wajahnya kalem” kata Jojo dalam hati, dia tersenyum-senyum sendiri, tiba-tiba kakak perempuan Jojo memanggilnya dan panggilan itu pun membuyarkan lamunan Jojo. Paginya, Jojo disuruh untuk pergi ke pasar untuk membelikan sesuatu, di perjalanan dia berpapasan dengan seorang perempuan yang sangat cantik, wajahnya kalem menyejukkan, senyumnya membuat hati menjadi dingin, dan rambutnya yang panjang dan indah. Jojo selalu terbayang-bayang wajah perempuan itu di sepanjang perjalanan pulang ke rumah.
                
                 Keesokan harinya ada tetangganya yang sedang mengadakan hajatan, Jojo pun dimintai tolong untuk membantu, ketika Jojo sedang membantu menyusun kursi tiba-tiba dia melihat perempuan yang berpapasan dengannya kemarin. Jojo menghampiri ibunya dan bertanya “Bu, dia siapa ?” sambil memandangi perempuan yang dilihatnya, “Itu kan temen kamu waktu kecil dulu, kamu dulu akrab banget sama dia, walaupun dia lebih tua dari kamu 1 tahun” Jojo kaget mendengar penjelasan tersebut “Kak ve ?” dia bertanya pada ibunya lagi “iya benar, sudah sana susun lagi kursinya” dan Jojo pun mulai menyusun kursi kembali. Tiba-tiba ibu memanggil Jojo, “Jo, sini” Jojo pun menghampiri ibunya “Ini tolong kasihkan ini ke kak Ve” ibu menyodorkan nampan penuh makanan. Jojo berjalan menghampiri kak Ve, “Eh, kamu Jojo kan” tanya kak Ve “Iya kak” Jojo menjawab dengan malu-malu dan menyerahkan nampan, “Kamu kok di sini ?” tanya kak Ve lagi “Iya kak, kuliah sedang libur” “Oh, yaudah saya mau ke dalem rumah dulu ya” lalu kak Ve pun masuk ke dalam rumah. “Kok dia masih ingat sama saya ya” pikir Jojo dalam hati              
                Hari cepat berlalu, hari-hari Jojo dihabiskan dengan menunggu kak Ve lewat depan rumah dan menunggu senyum indah dari kak Ve, hinggahari terakhir sebelum kuliah Jojo dimulai kembali, “Ah besok sudah mesti ke kota lagi” keluh Jojo, lalu dia keluar rumah untuk melakukan aktivitas biasanya, namun tiba-tiba dia melihat kak Ve melintas depan rumahnya dengan wajah agak sedih, dengan reflek Jojo membuntuti kak Ve dari belakang hingga dia sampai ke bukit waktu itu. Jojo melihat kak Ve menangis, Jojo bimbang antara ingin mendekatinya atau hanya mendiamkannya. Cukup lama Jojo berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri kak Ve. “Kenapa kak Ve menangis ?” kak Ve kaget sambil menoleh ke arah Jojo, “Tidak apa-apa, hanya ada sesuatu hal saja” lalu Jojo pun duduk di dekat kak Ve, “Kak, lebih baik katakan saja apa yang membuat kak Ve sedih, mungkin itu bisa membuat kak Ve lega” lalu beberapa detik mereka berdua hanya diam, hingga tiba-tiba kak Ve berbicara “Jo, saya kesepian di sini, nggak tau knapa saat kamu pulang, saya merasa senang sekali” lalu mereka berdua terdiam lagi “Ma’af Jo, saya bicara ngawur” kak Ve terlihat gugup, “Nggak apa-apa kak, sebenarnya saya juga merasa senang ketika melihat kak Ve lagi” kak Ve agak menundukkan muka karena malu “Jo, berjanjilah kamu akan kembali ke sini lagi” perasaan Jojo campur aduk antara bahagia dan bingung, “Jo, berjanjilah” kata kak Ve lagi “Iya kak, aku pasti akan kembali lagi kak, biarkanlah langit itu yang menjadi saksi bahwa aku akan kembali lagi ke sini” 

1 komentar: