Kamis, 22 November 2012

Senyum Tsundere Dhike

Hari itu seperti biasa, Putra bangun pagi sekali untuk bersiap-siap ke sekolahnya, putra selalu bangun pagi karena jarak sekolah dari rumahnya jauh, walaupun ditempuh dengan motor tapi masih terasa jauh. Putra adalah salah satu murid dari sebuah Sekolah Menengah Atas Favorit di Jakarta, dan sekarang Putra sudah kelas XI. Sesampainya di sekolah Putra menemukan kelas masih kosong, hal ini biasa terjadi karena Putra selalu datang lebih awal.

Bel sekolah pun berbunyi, semua murid pun sudah masuk ke kelas, pelajaran pertama hari ini adalah Bahasa Indonesia. 5 menit setelah bel berbunyi Pak Anwar pun masuk ke kelas, suasana kelas yang tadinya ramai pun langsung tenang. Beberapa menit berlalu, tiba-tiba terdengar bunyi pintu diketuk. "Yak, silahkan masuk" seru pak Anwar. Sesosok cewek mungil masuk kelas, mukanya tanpa ekspresi, tanpa senyum sedikitpun. "Hah, siapa dia, cantik sekali, tapi, ekspresinya agak menakutkan" kata Putra dalam hati. "Oh iya anak-anak, ada murid baru di sekolah kita, ayo cepat perkenalkan dirimu" kata pak Anwar, "Hai, saya Dhike" kata dia, dan masih tanpa ekspresi, lalu dia pun disuruh duduk oleh pak Anwar, Dhike duduk tepat di depan Putra, bersama dengan Alika.



Saat jam istirahat tak terihat sedikitpun Dhike bercakap-cakap dengan teman-teman barunya, diam-diam Putra memperhatikan Dhike dari luar kelas "sepertinya dia anak yang pemalu, atau dia memang pendiam" Putra menebak-nebak dalam hati, "Hoi Putra!" teriak Alika dan itu membuat Putra sangat kaget "Hayooo, dari tadi kamu memperhatikan Dhike terus, jangan-jangan kamu ada perasaan ya dengan dia" kata Alika menggoda, Putra pun berkilah "Ah tidak, aku cuma bingung, knapa dia nggak ngobrol sama kaya temen-temen yang lain" Alika pun mengernyitkan dahinya "Ah nggak juga, tadi dia ngobrol sama aku, dia nggak pendiam, dia pemalu" Putra masih tetap memperhatikan Dhike "Eh Alika, coba kamu ajak ngobrol dia, kasihan kan kalo dia sendirian seperti itu" Alika melirik Putra "Kenapa nggak kamu saja yang ngajak ngobrol dia" muka Putra pun memerah, keliatannya Putra malu "Ayolah, aku tahu kamu pengen kenal dia, aku bisa mengenalkanmu dengan dia" sebelum Putra sempat berpikir, Alika langsung menarik tangannya dan mengajaknya menhampiri Dhike, "Dhike, sepertinya Putra ingin kenal denganmu, tapi dia malu, hehe" Dhike memandangi mereka berdua tanpa ekspresi "Ahh, knapa tatapannya menakutkan seperti itu" batin Putra dalam hati, lalu mereka pun berkenalan.

Tidak ada hal lain yang spesial lagi yang terjadi setelah perkenalan itu, jam-jam pelajaran itu hari itu berlalu sangat cepat hingga bel pulang pun berbunyi, Sekolah Putra pulang agak sore hari ini, sekitar jam 4 sore. Putra langsung keluar kelas dan menuju ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Setelah selesai dengan urusannya, Putra pun bergegas untuk pulang, tapi tiba-tiba dia melihat Dhike sedang berdiri sendirian di gerbang sekolah, Putra pun menghampirinya, "Dhike belum pulang ?" Dhike menengok ke arah Putra "Belum, supirku belum menjemput, mungkin dia sedang ada sesuatu" lalu Putra pun memutuskan untuk mengantar Dhike pulang, dan Dhike pun mau, kebetulan sekali jalan pulang mereka ternyata searah, ketika itu sudah sore dan mentari bersinar sangat indah sore itu, bayangan gedung gedung pun terlihat indah, dan kota menjadi lebih berwarna, dan seakan-akan bayangan mereka bersatu, sesekali Putra melihat ke kaca spion untuk memperhatikan Dhike, dan kadang mereka saling beradu pandang, lalu mereka pun sama-sama tersipu. Sekitar 30 menit berlalu, mereka telah sampai di depan rumah Dhike. Dhike turun dari motor dan mengucapkan terima kasih "Emm, Putra, terima kasih ya" sembari Dhike pun melemparkan senyum terindah yang pernah Putra lihat, Putra tak dapat berkata-kata dan hanya bisa mengangguk. Sore itu merupakan sore terindah, karena sore itu dihiasi oleh Senyum Tsundere Dhike

Tidak ada komentar:

Posting Komentar