“Eh Shania, bentar, tungguin napa” teriakku dari kelas,
namun sepertinya Shania tidak menghiraukannya. “Ah, kayanya dia marah deh”
kataku lirih, aku pun berjalan tak tau kemana. Tadi sebelum pulang aku sempat bercanda
dengan Shania, tadinya sih tidak apa-apa, tapi tiba-tiba dia marah. “Mungkin
aku salah ngomong” aku pun memutuskan untuk ke pohon dekat danau. Tempat biasa
aku melepas kegalauan, biasanya sambil mendengarkan lagu-lagu JKT48 yang
bertemakan galau.
Sesampainya
di dekat danau, aku pun langsung duduk di bawah pohon. “Ini benar-benar tempat
yang enak untuk melepas kegalauan” batinku. Tak terasa 2 jam telah berlalu,
hari pun mulai sore, “Sebaiknya aku bergegas pulang”. Seperti biasa, rumah
dalam keadaan sepi, “Belom pada pulang, hadeh, ada makanan nggak ya ?, mandi
dulu aja deh”. “Ntar kalo laper bikin mie aja lah, sekarang ngopi dulu” aku pun
mulai membuat kopi dan menuju ke ruang tamu untuk menikmati secangkir kopi
sambil main gitar. “Knapa nggak saya coba sms dia aja ya” lalu aku pun
mengeluarkan hp dan mulai merangkai kata-kata. “Shan, kamu kenapa ?, marah ama
aku ?” hanya itu saja yang ada di otak saya, “Yaudah lah gini aja” lalu aku pun
mengirim sms tersebut “Lah, mana pending lagi”. Lalu aku pun memutuskan untuk
bermain gitar lagi dan menyanyikan beberapa lagu, “Hari ini tidur agak cepet ah”.
Paginya,
RRRrrrrr!!! “Sapa nih, pagi-pagi udah nge-ping”, ternyata ada beberapa BBM dan
SMS yang masuk, salah satunya dari Adhe, dia juga yang nge-ping tenyata, “Bang!
Jangan lupa ntar sore gath”, “Lah, apaan, pagi-pagi udah ngingetin buat gath
aja, nggak bakal telat saya”. Dan BBM yang lain hanyalah BC tidak penting,
sebenarnya agak kecewa, dengan BBM dan SMS yang masuk, biasanya Shania udah sms
pagi-pagi buat bangunin, tapi hari ini dia tidak SMS maupun BBM. Setelah selesai
bersiap-siap untuk berangkat kuliah, aku pun turun ke bawah untuk sarapan, “Ma,
nanti aku pulang malem, ada gath” kataku, “Ngapain si kamu ngikut gath mulu”
tanya Mama, “Udahlah, kalo suka JKT48 ada temennya itu enak, kalo sendirian
nggak azeeek” jawabku sambil menuju ke teras rumah, “Ma, aku berangkat dulu”.
Sesampainya di kampus, aku langsung menuju ke kelas berharap segera bertemu
Shania. Sesampainya di kelas, “Shania mana ?” tanyaku pada Jojo, “Nggak tau,
blon berangkat kayanya”. Lalu aku mengambil tempat duduk di belakang Jojo.
Tiba-tiba Shania masuk kelas tanpa melihatku, “Ah ni anak bener-bener marah ama
saya kayanya”.
Saat
pulang kuliah aku coba menghampiri Shania untuk meminta maaf. “Shan, kamu
kenapa ?” Shania tidak memandangku dan mulai bangkit dari tempat duduk, aku pun
memegang tangan Shania, menahannya agar tidak pergi. “Kamu kenapa ?” tanyaku
lagi, “Aku nggak apa-apa” jawab Shania, “Tapi kamu diem, biasanya kamu cerewet
banget sama aku” tanyaku “Aku tidak apa-apa, lepaskan, aku mau pulang”. Aku pun
melepaskan pegangan dan melihat Shania pergi. “Jo, Shania marah, gimana ya ?”, “Emangnya
kamu apain dia ?” tanya Jojo, “Lah, lha saya ngapain, orang nggak ngapa-ngapain”
jawabku. “Aku tadi lihat dia di pohon deket danau sendirian, temuin aja” kata
Jojo, lalu aku bergegas menuju ke dekat danau, ku lihat Shania di sana sedang
dudk sendirian sambil memandang danau. “Shan, maafin aku, maaf kalo kemarin aku
salah ngomong” kataku, “Ngapain kamu di sini ?” tanya Shania, “Lha kamu ngapain
?, kalo ada apa-apa gimana ?, aku kan nggak trima kalo kamu knapa-knapa”
jawabku, “Aku kenapa ?, aku nggak apa-apa, lagian siapa kamu, pacar juga bukan”
jawab Shania ketus, “Ya memang aku bukan siapa-siapa kamu, tapi kan aku
temanmu, aku nggak mau temanku knapa-knapa”. Sebenarnya aku sudah suka dengan
Shania dari dulu pertama bertemu, namun aku tidak berani mengungkapkannya. “Shan,
maafin aku kalo aku salah” kataku lagi “Kamu kelewatan kemarin becandanya”
jawab Shania, “Ya maaf, orang biasanya kamu nggak apa-apa jg” lalu kita berdua
pun diam, “Yaudah aku maafin, tapi jangan ulangi lagi ya, maaf jg aku tadi
bilang begitu” kata Shania, “Iya Shan, makasi, nggak apa-apa, boleh aku ikut
duduk ?” tanyaku, “Ya” lalu kita berdua pun menikmati sisa siang itu di bawah
pohon dekat danau. Dalam hati aku berkata “Biarlah cinta ini kupendam agar aku
bisa selalu dekat denganmu, aku takut jika cinta ini kukatakan kau malah akan
pergi meninggalkanku”.
Ahhhh,,Kaya gua sama melody nie :(
BalasHapussabar ca, hehehe
BalasHapusBikinin gua dong
BalasHapusjangan sama lah, masa iya sama, kan nggak azeeek, ntar gua pikirin lg yang lebih cocok buat lu
BalasHapus